TEORI
Sinyal Sinus :
y = A sin (2πft + φ)
A = Amplitudo
f = frekuensi
t = waktu (dalam detik)
φ = fase sinyal
MEMULAI
MATLAB
1. Jalankan MATLAB
2. Pada
command window ketik “edit jajal”
kemudian tekan ENTER
>>
edit jajal [ENTER]
3. Maka akan muncul MATLAB
Editor berikut
Disinilah
tempat untuk menuliskan program MATLAB
4. ketiklah program berikut
t = 0:0.01:1;
f = 2;
y = 2*sin(2*pi*f*t);
plot(t,y);
5. jalankan program dengan menekan tombol:
F5, lihat hasilnya
SINYAL
SINUS TUNGGAL
1. Membangkitkan sinyal sinus tunggal
A = 3, f = 1 Hz, φ
= 0, t
= 0 s/d 1
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan isi variabel
f = 1; %
frekuensi sinyal
t=0:0.01:1; % t = 0, 0.01, 0.02,0.03,…, 1
y=3*sin(2*pi*f*t); % sinyal
sinus dengan amplitudo 3
plot(t,y); %
menggambar kurva dilayar
axis([0 1 -10 10]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on % tampilan layar dibuat kotak-2
2. Mengamati perbedaan frekuensi sinyal
dalam domain waktu
Gantilah nilai f dengan
: 2, 3, 4 atau 5. Lihat hasilnya digambar dan bandingkan!
3. Mengamati perbedaan Amplitudo
Gantilah nilai A dengan
: 1, 2, 3, 4 atau 5. Lihat hasilnya digambar dan bandingkan!
4. Menambahkan offset DC pada sinyal
y = K + A sin (2πft +
φ) K = konstanta (offset DC)
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f = 1; %
frekuensi sinyal
t=0:0.01:1;
y=4+3*sin(2*pi*f*t);
plot(t,y); %
menggambar kurva dilayar
axis([0 1 -10 10]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
Gantilah nilai K dengan
: −5, −4, 3, 4 atau 5. Lihat hasilnya digambar dan bandingkan!
5. Membangkitkan sinyal sinus tunggal, menampilkan
suara dan menyimpan ke hardisk
clc;
clear all;
f=800; %frekuensi
sinyal
fs=16000; %frekuensi
sampling
t=1/fs:1/fs:1;
y=sin(2*pi*f*t);
sound(y,fs) %menampilkan
suara
wavwrite(y,fs,'sinus1.wav') %menyimpan dg nama: sinus1.wav
plot(t,y);axis([0 1 -1 1]);
title('Sinyal Sinus (f=800 Hz), sampling 16000 Hz')
untuk memperpanjang
atau memperpendek suara gantilah nilai t dengan berikut:
t=1/fs:1/fs:2; t=1/fs:1/fs:3; t=1/fs:1/fs:4; t=1/fs:1/fs:0.5;
perhatikan
perbedaannya dengan program berikut
clc;
clear all;
fs=16000;
f=800;
t=0:0.001:1.0;
y=sin(2*pi*f*t);
wavplay(y,fs)
plot(t,y);axis([0 0.2 -1 1]);
title('Sinyal Sinus (f=800 Hz), sampling 16000 Hz')
6. Mengamati perbedaan frekuensi sinyal
dalam domain frekuensi
clc;
clear all;
f=800; %frekuensi
sinyal
fs=16000; %frekuensi
sampling
t=1/fs:1/fs:1;
y=sin(2*pi*f*t);
sound(y,fs)
Y_f=(abs(fft(y)));
plot(Y_f)
axis([0 1500 0 100])
Gantilah nilai f dengan
: 200, 700, 900 atau 1000. Lihat hasilnya digambar dan suara kemudian bandingkan!
Gantilah nilai fs
dengan : 8000, 10000, 15000 atau 20000. Lihat hasilnya digambar dan suara
kemudian bandingkan!
7. Mengamati perbedaan Amplitudo
Gantilah nilai A dengan
: 2, 3, 4 atau 5. Lihat hasilnya digambar dan suara kemudian bandingkan!
8. Membangkitkan
sinyal Sirine
fs=16000;
t=0:1/fs:4;
alfa=2*pi*(150 + 250*t + 550*t.*t);
y= 10*sin(alfa);
sound(y,fs);
SINYAL
SINUS GANDA
1. Membangkitkan 2 buah sinyal sinus
A1
= 10, f 1=
1 Hz, φ1
= 0,
A2
= 1, f 2=
20 Hz, φ2
= 0,
t = 0 s/d 1
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f1 = 1; %
frekuensi sinyal
f2 = 20;
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f1*t);
plot(t,y1);
hold on;
y2=sin(2*pi*f2*t);
plot(t,y2);
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
2. menampilkan 2 buah grafik dalam 2
window
clc; %
membersihkan layar
clear all; % membersihkan semua isi variabel
yang pernah dibuat
f1 = 1; %
frekuensi sinyal
f2 = 20;
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f1*t);
subplot(2,1,1);plot(t,y1); % 2 baris,
1 kolom, posisi ke-1
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
y2=sin(2*pi*f2*t);
subplot(2,1,2);plot(t,y2); % 2 baris,
1 kolom, posisi ke-2
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
OPERASI
2 BUAH SINYAL
1. Penjumlahan
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f1 = 1; %
frekuensi sinyal ke-1
f2 = 20; % frekuensi sinyal ke-2
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f1*t);
y2=sin(2*pi*f2*t);
y3= y1+y2;
subplot(3,1,1);plot(t,y1); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-1
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,2);plot(t,y2); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-2
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,3);plot(t,y3); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-3
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
2. Pengurangan
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f1 = 1; %
frekuensi sinyal
f2 = 20;
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f1*t);
y2=sin(2*pi*f2*t);
y3= y1-y2;
subplot(3,1,1);plot(t,y1); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-1
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,2);plot(t,y2); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-2
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,3);plot(t,y3); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-3
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
3. Perkalian
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f1 = 1; %
frekuensi sinyal
f2 = 20;
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f1*t);
y2=sin(2*pi*f2*t);
y3= y1.*y2;
subplot(3,1,1);plot(t,y1); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-1
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,2);plot(t,y2); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-2
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,3);plot(t,y3); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-3
axis([0 1 -15 15]) % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
4. Penguatan dan Pelemahan Sinyal
y = A sin (2πft + φ)
jika
A > 1 maka
terjadi penguatan sinyal
jika
0 < A < 1 maka terjadi pelemahan sinyal
clc; %
membersihkan layar
clear all; %
membersihkan semua isi variabel yang pernah dibuat
f = 1; %
frekuensi sinyal
t=0:0.01:1;
y1=10*sin(2*pi*f*t); % Sinyal asli
dengan amplitudo 10
y2=15*sin(2*pi*f*t); % Sinyal
asli diperkuat menjadi 3/2 kali
y3=5*sin(2*pi*f*t); % Sinyal
asli diperlemah menjadi 1/2 kali
subplot(3,1,1);plot(t,y1); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-1
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,2);plot(t,y2); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-2
axis([0 1 -15 15]);
subplot(3,1,3);plot(t,y3); % 3 baris,
1 kolom, posisi ke-3
axis([0 1 -15 15]); % batasan
sumbu x dan sumbu y
grid on
6. Pengamatan Operasi dua buah sinyal
melalui suara
clc;
clear all;
fs= 16000;
f1= 852;
f2= 1209;
t=0:0.001:1.0;
y1=sin(2*pi*f1*t);
wavplay(y1,fs)
plot(t,y1);axis([0 1 -1 1]);
title('Sinyal Sinus Y1:(f=852 Hz), sampling 16000 Hz')
pause
y2=sin(2*pi*f2*t);
wavplay(y2,fs)
plot(t,y2);axis([0 1 -1 1]);
title('Sinyal Sinus Y2:(f=1209 Hz), sampling 16000 Hz')
pause
y3 = y1 + y2;
wavplay(y3,fs)
plot(t,y3);axis([0 1 -2 2]);
title('Sinyal Sinus Y3 = Y1+Y2')
pause
y4 = y1 - y2;
wavplay(y4,fs)
plot(t,y4);axis([0 1 -1 1]);
title('Sinyal Sinus Y4 = Y1-Y2')
pause
y5 = y1 .* y2;
wavplay(y5,fs)
plot(t,y5);axis([0 1 -1 1]);
title('Sinyal Sinus Y5 = Y1*Y2')
pause
FREKUENSI SUARA
MUSIK
Nada dasar dari suara musik
didasarkan pada nada A dengan frekuensi 440 Hz. Untuk frekuensi nada-nada yang
lain dihitung menggunakan rumus berikut
f = 440 x 2n/12
Hz
Dimana :
f = Frekuensi dari nada-nada yang lain
440 = Ketentuan nilai untuk nada dasar A
n = langkah (oktaf) dari nada-nada yang
akan di cari.
12 = jumlah oktaf
( C, C#, D, D#, E, F, F#, G, G#, A, A#, B)
Sebagai contoh, untuk mencari
frekuensi nada F, maka n = −4, untuk mencari frekuensi nada B, maka n = 2. F = 440 x 2 −4/12 = 349.2282 Hz ≈ 349.2 Hz
B = 440 x 2 2/12 = 493.8833 Hz ≈ 493.9 Hz
Berdasarkan rumus diatas, dapat dicari
nilai-nilai frekuensi untuk nada-nada yang lain yaitu :
|
Oktaf 1
|
Oktaf 2
|
Oktaf 3
|
C
|
130.8
|
261.6
|
523.3
|
C#
|
138.6
|
277.2
|
554.4
|
D
|
146.8
|
293.7
|
587.3
|
D#
|
155.6
|
311.1
|
622.3
|
E
|
164.8
|
329.6
|
659.3
|
F
|
174.6
|
349.2
|
698.5
|
F#
|
185.0
|
370.0
|
740.0
|
G
|
196.0
|
394.0
|
784.0
|
G#
|
207.7
|
415.3
|
830.6
|
A
|
220.0
|
440.0
|
880.0
|
A#
|
233.1
|
466.2
|
932.3
|
B
|
247.0
|
493.9
|
987.8
|
%Judul Lagu: Gundul-gundul-Pacul
Fs=16000;
t=0:1/Fs:0.25;
c=sin(2*pi*262*t);
d=sin(2*pi*294*t);
e=sin(2*pi*330*t);
f=sin(2*pi*249*t);
g=sin(2*pi*392*t);
a=sin(2*pi*440*t);
b=sin(2*pi*494*t);
c1=sin(2*pi*523*t);
nol = [zeros(size(t))];
nada1 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol,nol];
nada2 = [c,e,c,e,f,g,g,nol,b,c1,b,c1,b,g,nol];
nada3 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c,nol];
nada4 = [c,nol,e,nol,g,nol,f,f,g,f,e,c,f,e,c];
lagu=[nada1,nada2,nada3,nada4];
sound(lagu,Fs);
%Judul Lagu: Si-Unyil
Fs=16000;
t=0:1/Fs:0.25; %panjang
not ¼ detik
c=sin(2*pi*262*t);
d=sin(2*pi*294*t);
e=sin(2*pi*330*t);
f=sin(2*pi*249*t);
g=sin(2*pi*392*t);
a=sin(2*pi*440*t);
b=sin(2*pi*494*t);
c1=sin(2*pi*523*t);
nol = [zeros(size(t))];
unyil = [b,nol,a,nol,g,nol,a,nol,b,nol,a,nol,a,nol,nol,nol,b,nol,a,nol,g,nol,e,nol,g,nol,e,nol,e];
sound(unyil,Fs);
wavwrite(unyil,'unyil.wav');
%Nada Pesawat telepon
%===========================
% Freq : 1209 | 1336 | 1477
%===========================
% 697 : 1
| 2 | 3
%---------------------------
% 770 : 4
| 5 | 6
%---------------------------
% 852 : 7
| 8 | 9
%---------------------------
% 941 : *
| 0 | #
%---------------------------
Fs=9000;
t=0:0.001:1.5;
y9=sin(2*pi*852*t)+sin(2*pi*1477*t);
y8=sin(2*pi*852*t)+sin(2*pi*1336*t);
y7=sin(2*pi*852*t)+sin(2*pi*1209*t);
y6=sin(2*pi*770*t)+sin(2*pi*1477*t);
y5=sin(2*pi*770*t)+sin(2*pi*1336*t);
y4=sin(2*pi*770*t)+sin(2*pi*1209*t);
y3=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1477*t);
y2=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1336*t);
y1=sin(2*pi*697*t)+sin(2*pi*1209*t);
y0=sin(2*pi*941*t)+sin(2*pi*1336*t);
y = [y0,y1,y2,y3,y4,y5,y6,y7,y8,y9];
wavplay(y,Fs)
SINYAL WICARA PADA
MANUSIA
Sinyal wicara adalah sinyal yang berubah-ubah
terhadap waktu, bila diamati dalam selang waktu yang sangat singkat masih tampak
stasioner. Tetapi bila diamati dalam selang waktu yang agak lama (> 1/5
detik), sinyalnya mulai menampakkan ucapan dari pembicara.
Untuk menyajikan sebuah sinyal wicara ada tiga
kondisi dasar yang harus diketahui, yaitu silence (S) (keadaan tenang) yaitu
keadaan dimana sinyal wicara tidak diproduksi, unvoice (U) (tidak bersuara)
yaitu vocal cord tidak berfibrasi, dan voiced
(V) (bersuara) dimana vocal cord bervibrasi
secara periodik sehingga menghasilkan sinyal wicara.
Merekam
Suara dan menyimpan menjadi “File.wav”
clear all;
fs=8000;
y= wavrecord(5.0*fs, fs, 'double'); %merekam suara
wavwrite(y,fs,'aiueo.wav'); %simpan
rekaman ke hardisk
wavplay(y,fs); %mainkan hasil rekaman
figure,plot(y); %sinyal
hasil rekaman di plot
Membaca
dan memainkan file.wav
clear all;
fs=8000;
y=wavread('aiueo.wav');
wavplay(y,fs)
figure,plot(y);
Memotong
sinyal
clear all;
fs=8000;
y=wavread('aiueo.wav');
wavplay(y,fs)
figure,plot(y);
A1= min(y);
A2= max(y);
t=length(y);
x1=0; x2=t;
axis([x1 x2 A1
A2]);
% suara ‘U’ diperkirakan berada pd t=16750 s/d 19500
y1=y(16750:19500); %sinyal
y dicopy pd t=16750 s/d 19500
wavplay(y1,fs)
figure,plot(y1)
axis([x1 x2 A1
A2]);
clear all;
fs=8000;
y=wavread('aiueo.wav');
wavplay(y,fs)
figure,plot(y);
A1= min(y);
A2= max(y);
t=length(y);
x1=0; x2=t;
axis([x1 x2
A1 A2]);
y1=y(16750:19500);
wavplay(y1,fs)
figure,plot(y1)
axis([x1 x2
A1 A2]);
y2=[y1' y' y1'];
t=length(y2);
wavplay(y2,fs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar