Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Feedburner

I heart FeedBurner

Senin, 28 Mei 2018

Dasar Dasar Function PHP

Statemen return ini sering digunakan ketika membuat fungsi pada pemrograman prosedural atau method pada pemrograman berorientasi objek.
Ketika digunakan, maka eksekusi fungsi berhenti dan nilai dikembalikan (return) ke pemanggil fungsi. Untuk lebih memahami statemen return ini, mari kita buat fungsi sederhana sebagai berikut:
<?php
// Membuat fungsi
function perkalian($a, $b)
{
 $hasil = $a * $b;
 return $hasil;
}

// Memanggil fungsi
$hasil = perkalian(3, 4);
echo $hasil; // hasil 9

// Memanggil fungsi
$a = 4;
$b = 5;
echo 'Hasil perkalian ' . $a . ' x ' . $b . ' adalah: ' . perkalian ($a, $b);
Pada fungsi perkalian diatas, kita simpan hasil perkalian antara variabel $a dan $b ke dalam variabel hasil, selanjutnya, nilai pada variabel hasil tersebut dikembalikan (return) ke pemanggil fungsi.
Ketika kita memanggil fungsi perkalian dengan memberi argumen 3 dan 4, seperti pada baris 11 $hasil = perkalian(3, 4) maka hasilnya, yaitu 12 akan dikembalikan (return) ke fungsi tersebut, yang selanjutnya disimpan pada variabel $hasil
Ilustrasi fungsi dari statemen return seperti tampak pada gambar berikut:
Ilustrasi Statemen Return Pada PHP

Local dan Global Variabel

Perlu diperhatikan bahwa kita membuat variabel dengan nama $hasil baik di dalam fungsi maupun diluar fungsi, kedua variabel tersebut tidak bertabrakan karena masing masing memiliki cakupan (scope) tersendiri.
Variabel $hasil yang ada di dalam fungsi hanya berlaku di dalam fungsi tersebut, sedangkan di yang berada di luar fungsi berlaku untuk global.
Fungsi tidak bisa menggunakan variabel global, demikian juga global tidak bisa menggunakan variabel yang berada di dalam fungsi.

return Untuk Menghentikan Eksekusi Fungsi

Dalam praktek, merupakan kebiasaan yang baik untuk selalu menggunakan return untuk menghentikan eksekusi fungsi, meskipun pada bagian awal fungsi.
Misal kita kembangkan fungsi diatas untuk menerima argumen baru, kita buat fungsi baru yang bernama operasi
<?php
function operasi($a, $b, $jenis)
{
 if ($jenis == 'kali') {
  return $a * $b;
 } elseif ($jenis == 'jumlah') {
  return $a + $b;
 } else {
  return;
 }
}

echo operasi(2, 3, 'kali'); // hasil 6
echo operasi(4, 3, 'jumlah'); // hasil 7
echo operasi(4, 2, 'bagi'); // tidak menghasilkan apa-apa
Pada contoh diatas, ketika kita panggil fungsi operasi dengan argumen kali, maka eksekusi fungsi akan berhenti pada baris 5 yaitu return $a * $b, jika bagi, berhenti pada baris 7.
Jika jenis operasi bukan kali maupun bagi maka fungsi tidak menghasilkan apa-apa.

Perbedaan Echo dan Return Pada PHP

Mungkin sobat bertanya tanya terus perbedaan return dan echo apa? seperti pada contoh diatas, echo digunakan hanya untuk mencetak output.
Sehingga jika fungsi kita beri echo bukan return, ya fungsi tersebut tidak akan menghasilkan apa apa, misal pada fungsi perkalian diatas kita ubah return menjadi echo.
<?php
// Membuat fungsi
function perkalian($a, $b)
{
 $hasil = $a * $b;
 echo $hasil;
}

$hasil = perkalian(3, 4); // output 12
echo 'Hasil: ' . $hasil; // output: Hasil:
Pada contoh diatas, ketika kita panggil fungsi perkalian dengan memberi argumen 3 dan 4, maka akan langsung mencetak output 12.
Ketika kita simpan hasilnya pada variabel $hasil, maka variabel tersebut tidak berisi apa apa, karena fungsi tidak memberikan nilai kembalian, sehingga jika variabel $hasil tersebut kita cetak, hasilnya nihil.
Demikian pembahasan mengenai return pada PHP, semoga bermanfaat.

Sumber : http://jagowebdev.com/return-pada-php/

Install Plugin Multi OS Engine di Android Studio/Eclipse

Install Android Studio / IntelliJ IDEA Plugin

  • Open Android Studio or IntelliJ IDEA
  • Open the Plugins menu in Settings
  • Install the Multi-OS Engine Plugin from the standard plugin repository (just search for it)
  • You can now create your first project, or import a sample. Enjoy!
    • The SDK installation will happen automatically when you create or import your first project.

Install Eclipse Plugin

  • Open Eclipse 4.5 (Mars) or later
  • Click the Install New Software window in the Help menu
  • Add the Multi-OS Engine plugin repository:
    • https://dl.bintray.com/multi-os-engine/eclipse
  • Install the Multi-OS Engine Plugin from the newly added repository
  • You can now create your first project, or import a sample. Enjoy!
    • The SDK installation will happen automatically when you create or import your first project.                                                                                  
    • Sumber : https://doc.multi-os-engine.org/multi-os-engine/3_getting_started/1_installation/installation.html


Sabtu, 26 Mei 2018

Metode Analis Pieces

Menurut Al fatta (2007:51) metode yang menggunakan enam variabel yaitu Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service.

Performance (Analisis Kinerja)
Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas bisnis yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Pada bagian pemasaran, kinerja diukur berdasarkan volume pekerjaan. Pangsa pasar yang diraih, atau citra perusahaan.
Waktu tanggap adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut.

Information (Analisis Informasi)
Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru. Situasi yang membutuhkan peningkatan informasi meliputi.
a. Kurangnya informasi mengenai keputusan atau situasi yang sekarang.
b. Kurangnya informasi yang relevan mengenai keputusan atau situasi sekarang.
c. Kurangnya informasi yang tepat waktu.
d. Terlalu banyak informasi.
e. Informasi tidak akurat.
Informasi juga dapat merupakan fokus dari suatu batasan atau kebijakan. Sementara analisis informasi memeriksa output sistem, analisis yang tersimpan dalam sebuah sistem. Permasalahan yang meliputi:
a. Data yang berlebihan. Data yang sama ditangkap dan/atau disimpan di banyak tempat.
b. Kekakuan data. Data di tangkap dan disimpan, tetapi diorganisasikan sedemikian rupa sehingga laporan dan pengujian judul dan pengujian tidak dapat atau sulit dilakukan.
Economic (Analisis Ekonomi)
Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dapat disimak berikut:
a. Biaya
1. Biaya tidak diketahui.
2. Biaya tidak dapat dilacak kesumber.
3. Biaya terlalu tinggi.
b. Keuntungan 
1. Pasar-pasar baru dapat dieskplorasi.
2. Pemasaran saat ini dapat diperbaiki. 
3. Pesanan-pesanan dapat ditingkatkan.
Security (Analisis Keamanan)
Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Keamanan atau kontrol yang lemah
a. Input data tidak diedit dengan cukup.
b. Kejahatan (misalnya, penggelapan atau pencurian) terhadap data.
c. Pelanggaran etika pada data atau informasi. Misalnya, data atau informasi diakses orang yang tidak berwenang.
d. Data tersimpan secara berlebihan, tidak konsisten pada dokumen atau database yang berbeda.
e. Pelanggaran peraturan atau panduan privasi data.
f. Terjadi error saat pemrosesan (oleh manusia, mesin, atau perangkat lunak).
g. Terjadi error saat membuat keputusan.
2. Kontrol atau keamanan berlebihan.
a. Prosedur birokratis memperlamban sistem.
b. Pengendalian yang berlebihan mengganggu para pelanggan atau karyawan.
c. Pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan pemrosesan.
Efficiency (Analisis Efisiensi)
Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. 
Berikut adalah suatu indikasi bahwa suatu sistem dapat dikatakan tidak efisien:
a. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.
b. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan.
c. Data diproses secara berlebihan.
d. Informasi dihasilkan secara berlebihan.
e. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
f. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
Services (Analisis Layanan)
Berikut adalah keriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk:
a. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat.
b. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten.
c. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya.
d. Sistem tidak mudah dipelajari.
e. Sistem tidak mudah digunakan.
f. Sistem canggung untuk digunakan.
g. Sistem tidak fleksibel.

Sumber : http://www.kktara.xyz/2013/11/definisi-analisis-metode-pieces.html

Create Project Multi OS engine in Android Studio

Tutorial : https://snow.dog/blog/moe-tutorial-1-create-simple-list-on-ios-and-android-apps-using-multi-os-engine/

Kamis, 24 Mei 2018

Software Analisis dan Perancangan Jaringan :
1).  Network Stumbler
2). inSidder
3). Metageek wi-spy
      Download di : https://www.metageek.com/products/wi-spy/

ANALISIS SOAR

Stavros, Cooperrider, dan Kelly (2003) menawarkan konsep SOAR  (Strengths, Opportunities,  Aspirations,  Results)  sebagai alternatif terhadap analisis SWOT, yang berasal dari pendekatan Appreciative  Inquiry  (AI).  Pendekatan  ini  mulai  dipopulerkan  oleh David   Cooperrider,   dalam   bukunya   Introduction  to Appreciative Inquiry (1995). Beliau sebelumnya sudah menulis dalam disertasi doktoralnya Appreciative Inquiry: Toward a Methodology for Understanding  and  Enhancing  Organizational  Innovation, di Universitas  Case  Western  Reserve,  Ohio.  Sehingga  boleh  dibilang, beliau adalah pelopor dan yang mempopulerkan pendekatan ini. Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam hal faktor-faktor  kekurangan  (weakness)  internal organisasi  serta  ancaman  (threats)  eksternal  yang  dihadapinya  ke dalam  faktor-faktor  aspirasi  (aspiration)  yang  dimiliki  perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai. Model analisis ini beranggapan  bahwa  faktor  kekurangan  dan  ancaman  dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik. Dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder harus menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak bagi para pemimpin organisasi

  1. Strength (S) Hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki diungkapkan,   baik  aset  yang  berwujud   maupun   aset  yang  tidak berwujud. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi. Kekuatan inilah  yang  akan  terus  dikembangkan   demi  kemajuan   organisasi maupun individu di masa depan
  2. Opportunities (O) Berarti dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki  serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi Lingkungan eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam  kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan eksternal yang berubah dengan sangat cepat
  3. Aspirations (A) Para  anggota  organisasi  berbagi  aspirasi  dan  merancang  kondisi masa  depan  yang  mereka  impikan,  yang  dapat  menimbulkan  rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri, pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan. Saling berbagi aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan  visi, misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan organisasi menuju masa depan. 
  4. Results (R) Berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh  mana  pencapaian  dari  tujuan  yang  telah  disepakati  bersama. Agar para anggota  organisasi  merasa  termotivasi  dalam usaha mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan  ini,  maka  perlu  dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang menarik.

Tahapan Analisis
Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan initiate (keputusan untuk memilih SOAR) kemudian dilanjutkan dengan   penyelidikan   (inquiry)   yang   menggunakan pertanyaan positif   guna   mempelajari   nilai-nilai   inti,   visi,   kekuatan,   dan peluang potensial.   Dalam  fase  ini,  pandangan-pandangan   dari setiap  anggota  organisasi dihargai.  Penyelidikan  juga  dilakukan guna memahami secara utuh nilai-nilai yang dimiliki oleh para anggota organisasi serta hal-hal terbaik yang pernah terjadi di masa lalu. 

Kemudian anggota organisasi dibawa masuk ke dalam fase imajinasi, memanfaatkan waktu untuk “bermimpi” dan merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini, nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi diumumkan. Fase selanjutnya adalah inovasi, yaitu dimulainya perancangan sasaran  jangka  pendek,  rencana  taktikal  dan fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai  tujuan masa depan yang diharapkan.  Guna tercapainya hasil  terbaik  yang  terukur,  karyawan  harus  diberikan  inspirasi melalui sistem pengakuan dan penghargaan.
Diagram Analisis SOAR
Diagram  analisis  SOAR  merupakan  diagram  yang berfungsi untuk mengidentifikasi situasi dan posisi yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan bisnis menurut faktor-faktor strategi  internal  yang  dimiliki  perusahaan  dan  eksternal  yang dihadapi  perusahaan.   diagram  SOAR  menurut   Stavros, Cooperrider, and Kelley (2003) adalah sebagai berikut :

Diagram diatas menggambarkan 2 kondisi yaitu :
  1. Strategic Planning Fokus : perencanaan yang dilakukan focus berdasarkan  hasil  tabel  Strengths  dan  Opportunities. Berdasarkan kondisi dari perusahaan / organisasi
  2. Human Development Strategy : perencanaan yang fokus berdasarkan hasil tabel Aspiration dan Results. Bersumber dari semua elemen stakeholder (personal) perusahaan / organisasi.

Matrix SOAR 

Matrix Analisis SOAR dibagi menjadi 4 kondisi sebagai berikut :
Matrik SOAR berfungsi untuk menyusun faktor-faktor strategis yang menggambarkan bagimana kekuatan dan peluang  eksternal  yang  dihadapi  perusahaan  dapat  disesuaikan dengan aspirasi dan hasil terukur  yang dimilikinya. 

Penjelasan matrix SOAR : 
  1. Strategi SA : strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mencapai aspirasi yang diharapkan
  2. Strategi   OA  :  strategi   ini  dibuat  untuk   mengetahui   dan memenuhi aspirasi dari setiap stakeholder yang beriorientasi kepada peluang yang ada 
  3. Strategi SO : strategi  ini dibuat untuk mewujudkan  kekuatan untuk mencapai Hasil yang terukur 
  4. Strategi OR : Strategi ini beriorientasi kepada Peluang untuk mencapai Result yang sudah terukur 
Sumber : http://indconsult.blogspot.co.id/2016/08/soar-analysis.html

Analisis SOAR

Satu lagi alternatif dalam proses perencanaan strategis di luar analisis SWOT, yaitu pendekatan SOAR (Strengths, opportunities, aspirations, results). Dimanakah letak perbedaannya dengan SWOT?
Biasanya, SWOT diawali dengan melakukan review pernyataan visi dan misi, yang dilanjutkan dengan review terhadap tujuan, sasaran, strategi, rencana, dan kebijakan yang ada. Setelah dilakukan review terhadap situasi saat ini dan masa lalu, mulailah dilakukan analisis SWOT. Melalui analisis ini, data-data dikumpulkan guna menjawab pertanyaan mengenai kondisi organisasi saat ini dan di masa depan (strengths, weaknesses) serta prediksi mengenai pasar/industri yang dimasuki (opportunities, threats). Berdasarkan analisis SWOT, rekomendasi dibuat guna menentukan strategi alternatif yang terbaik bagi organisasi.
Menurut para pencetus SOAR, dalam kaitannya dengan perubahan yang akan dilakukan oleh organisasi, analisis SWOT ini memiliki kekurangan. Dalam proses perencanaan dengan analisis SWOT, perusahaan harus menghabiskan sebagian waktunya guna memikirkan hal-hal positif (strengths, opportunities) dan sebagiannya lagi untuk mengurusi hal-hal negatif (weaknesses, threats). Namun kenyataannya, manusia cenderung lebih suka menonjolkan hal-hal negatif (weaknesses, threats). Padahal, kita cenderung lebih suka melupakan kekurangan dan pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu. Kita akan lebih termotivasi manakala menyadari bahwa kelebihan atau kekuatan yang kita miliki dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan organisasi.
Untuk itulah Stavros, Cooperrider, dan Kelly menawarkan konsep SOAR (Strengths, opportunities, aspirations, results) sebagai alternatif terhadap analisis SWOT., yang berasal dari pendekatan Appreciative Inquiry (AI). Pendekatan AI lebih menitikberatkan pada pengidentifikasian dan pembangunan kekuatan dan peluang ketimbang pada masalah, kelemahan, dan ancaman.
Pendekatan SOAR terhadap rencana strategis memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan model tradisional. Analisis SOAR memungkinkan anggota organisasi menciptakan masa depan yang mereka inginkan sendiri dalam keseluruhan proses dengan cara melakukan penyelidikan, imajinasi, inovasi, dan inspirasi. Fokus internal SOAR adalah kekuatan organisasi.
SOAR juga digunakan untuk analisis eksternal, misalnya analisis mengenai pemasok dan pelanggan. Keuntungan lainnya berkaitan dengan partisipasi. Pada banyak organisasi, perencanaan strategis hanya melibatkan orang-orang pada tingkatan tertinggi serta sekelompok stakeholder. Namun dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder harus menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak bagi para pemimpin organisasi.
Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan penyelidikan (inquiry) yang menggunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial. Dalam fase ini, pandangan-pandangan dari setiap anggota organisasi dihargai. Penyelidikan juga dilakukan guna memahami secara utuh nilai-nilai yang dimiliki oleh para anggota organisasi serta hal-hal terbaik yang pernah terjadi di masa lalu. Kemudian anggota organisasi dibawa masuk ke dalam fase imajinasi, memanfaatkan waktu untuk “bermimpi” dan merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini, nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi diumumkan. Fase ketiga adalah inovasi, yaitu dimulainya perancangan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang diharapkan. Guna tercapainya hasil terbaik yang terukur, karyawan harus diberikan inspirasi melalui sistem pengakuan dan penghargaan.
Salah satu contoh sukses dari pemanfaatan analisis SOAR ini adalah kisah Roadway Express, sebuah perusahaan transportasi yang berpusat di Akron, Ohio (AS), yang pada suatu saat menyelenggarakan sebuah meeting tentang perencanaan strategis di salah satu fasilitas mereka di Winston-Salem. Hampir 300 orang yang terdiri dari pekerja dan pengemudi berkumpul bersama-sama dengan manajemen dan pelanggan serta para stakeholder lain dari wilayah Winston-Salem guna mendiskusikan strategi menjadikan perusahaan sebagai pemimpin dalam industri transportasi.
Di hari pertama meeting, mereka memetakan seluruh kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam hubungannya dengan pasar. Hari kedua, mereka mengidentifikasikan peluang-peluang bisnis, yang diikuti dengan artikulasi aspirasi yang lebih selektif. Pada hari ketiga, aspirasi ini dibuat menjadi lebih konkret dan spesifik, yang kemudian diterjemahkan ke dalam hasil-hasil yang telah diantisipasi, termasuk seleksi kebijakan-kebijakan dan pengukuran-pengukuran bisnis yang cermat.
Hasilnya pada tahun berikutnya Roadway Express mengalami peningkatan pendapatan kurang lebih sekitar 25%. Harga sahamnya pun mengalami kenaikan. Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih banyak menyelenggarakan meeting sejenis guna membahas perencanaan strategis. Namun bagi Roadway Express, meeting seperti ini bukan hanya bertujuan untuk menyusun strategi yang lebih baik, namun juga bagi pengembangan sumber daya manusia. Roadway Express ingin menyusun proses pemikiran strategis yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas keseharian perusahaan guna menangkap peluang-peluang baru. Setelah diselenggarakannya sebuah pertemuan di Akron, misalnya, sekelompok ahli mekanik menciptakan sebuah visi yang berpotensi menciptakan penghematan hingga bernilai milyaran dolar. Dalam contoh lain, pertemuan di Winston-Salem telah menjadikan para pengemudi bersedia secara sukarela menjadi tenaga penjual produk perusahaan. Hal ini mampu meningkatkan pendapatan perusahaan senilai lebih dari satu juta dollar AS.
Menurut para pencetusnya, SOAR mampu menghasilkan sebuah energi yang bertahan lama serta menghidupkan kreativitas. SOAR menghargai arti sebuah kekuatan dan kesuksesan sekecil apapun, karena terjadinya hal-hal yang besar selalu diawali dari hal-hal kecil.
Memang kehadiran SOAR relatif masih hijau dibandingkan kemapanan SWOT, dan masih perlu pembuktian eksistensinya lebih lanjut. Namun tawaran alternatif ini akan semakin memperkaya khasanah analisis strategis.

Mencegah perasaan negatif dengan SOAR

Respons yang tinggi dari para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Metode SOAR (SWOT vs. SOAR, Bisnis, Minggu, 3 Juni) mengggugah penulis untuk membahasnya lebih lanjut. SOAR (strengths, opportunities, aspirations, results) merupakan hasil pengintegrasian antara konsep appreciative Inquiry (AI) dengan perencanaan strategis guna menciptakan proses transformasional organisasi agar tetap kompetitif.
SOAR adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta berbasiskan pada kekuatan (strength-based approach) terhadap perencanaan strategis. SOAR dapat membuat kita lebih memfokuskan diri kepada hal yang paling penting, yaitu masa depan karyawan dan organisasi.
Perencana strategis menuliskan pertanyaan yang bersifat menyelidiki guna menentukan arah (direction) dari proses perencanaan strategis serta menginformasikan isi dari perencanaan strategis tersebut berdasarkan kepada kekuatan dan peluang yang ada. Inilah yang disebut oleh Stavros, Cooperrider, dan Kelley dengan penyelidikan strategis (strategic inquiry) dengan tujuan yang bersifat apresiatif (appreciative intent).
SOAR dapat dimanfaatkan pada saat perusahaan melakukan hal-hal seperti pemindaian (scanning) terhadap lingkungan internal ataupun eksternal, evaluasi dan penciptaan kembali visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, formulasi strategi dan rencana strategis pada berbagai unit dan level organisasi, serta perencanaan dan implementasi perubahan.
Dalam analisis SOAR, anggota organisasi dapat belajar untuk mengidentifikasi inti positif (positive core) yang dimiliki oleh organisasi, memperoleh kejelasan (clarity) terhadap nilai, visi, misi, untuk kemudian diselaraskan dengan strategi, inisiatif, dan rencana aksi yang disusun.
Selain itu, merencanakan, mendesain, dan memfasilitasi keseluruhan perencanaan strategis, serta mengidentifikasi pengukuran yang mendorong kinerja.
Metode SOAR, yang telah dijalankan oleh beberapa organisasi, baik bisnis maupun non-bisnis, terbukti mampu memperbaiki kinerja, seperti produktivitas dan penjualan, komunikasi yang terbuka dan berkesinambungan, serta meningkatnya moral karyawan yang anjlok.
Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal organisasi serta ancaman (threats) eksternal yang dihadapinya ke dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai.
Model analisis ini beranggapan bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.
Dalam strength (S), hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang tidak berwujud. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi. Kekuatan inilah yang akan terus dikembangkan demi kemajuan organisasi maupun individu di masa depan.
Opportunities (O) berarti dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi.
Cara pandang
Lingkungan eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan eksternal yang berubah dengan sangat cepat.
Dalam menganalisis aspirations (A), para anggota organisasi berbagi aspirasi dan merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri, pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan.
Saling berbagi aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan visi, misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan organisasi menuju masa depan.
Results (R) berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama. Agar para anggota organisasi merasa termotivasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan ini, maka perlu dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang menarik.
Pendekatan SOAR dimulai dengan penyelidikan (inquiry) dengan mengajukan pertanyaan positif tanpa syarat (unconditional positive questions) guna mempelajari nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial organisasi. Penyelidikan adalah saat untuk melakukan refleksi terhadap kekuatan di masa lalu serta bagaimana kekuatan ini dibangun.
Kemudian, peserta memasuki fase imajinasi (imagination), dimana mereka menghabiskan waktu untuk bermimpi dan membangun masa depan yang diinginkan.
Tujuan jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi dipresentasikan. Fase berikutnya adalah saat untuk melakukan inovasi (innovation) untuk memulai desain strategis dari tujuan jangka pendek, rencana taktikal dan finansial, serta sistem, struktur, dan program yang terpadu guna mewujudkan masa depan yang diinginkan dengan hasil terbaik.
Dapat kita simpulkan inti metode ini bertumpu kepada mencari apa yang terbaik yang dimiliki oleh organisasi, segala kekuatan yang ada pada organisasi. Kemudian berdasarkan apresiasi terhadap kelebihan yang dimiliki, mencari peluang-peluang yang tersedia, aspirasi ditampung dan dirumuskan dalam measurable result. Tentu disertai dengan pengakuan dan reward yang pantas.

SOAR (not SWOT) : Kunci menciptakan masa depan organisasi idaman

Bagaimana cara kita memahami organisasi kita? Ada sebuah alat bantu yang sangat simpel, buatlah gambar organisasi kita! Lho kok gambar? Iya, sesuatu yang kita gambarkan itu mewakili imaji tentang organisasi kita. Pada dasarnya, manusia bertindak tidak berdasarkan data, angka, jumlah-jumlah kuantitatif dalam bertindak. Kita tidak melakukan tindakan antisipatif semata karena tingkat penjualan menurun. Tindakan kita lebih didasarkan pada imaji tertentu tentang masa depan yang muncul setelah kita melihat data penjualan. Ketika imaji yang muncul adalah sosok diri kita sebagai manajer pemasaran atau manajer penjualan maka kita akan bereaksi gembira dan menggunakan data itu untuk mengkritik manajer saat ini. Ketika imaji yang muncul adalah bonus yang berkurang maka kita akan khawatir dan melakukan tindakan untuk meningkatkan penjualan. Imaji masa depan menjadi basis dalam menginterpretasikan realitas yang kita hadapi saat ini. Imaji tentang organisasi yang memandu tindakan-tindakan kita yang membentuk organisasi kita.
Power of Image! Kekuatan imaji inilah yang menjadi basis rekan-rekan kita yang bergerak di bidang advertising. Imaji menjadi sesuatu yang diperjuangkan dengan berbagai daya upaya. Mereka sadar benar bahwa imaji suatu merek akan menentukan tindakan yang akan dilakukan pelanggan. Dalam studi psikologi, imaji murid yang ada dibenak guru menjadi faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran. Dalam keseharian, apabila kita mempunyai imaji positif terhadap orang yang ada dihadapan maka akan bertindak positif pula.
Bagaimana imaji ini terbentuk? Interaksi dan komunikasi. Karena itulah, suatu merek yang berjaya adalah merek yang sering berinteraksi dengan pelanggannya, merek yang dikomunikasikan dengan cara-cara yang menarik. Tak segan-segan dilakukan riset terhadap pelanggan, walau menghabiskan biaya besar, untuk sungguh-sungguh memahami pelanggan. Demikian pula di kelas, proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan pola interaksi dan komunikasi tertentu. Semisal, umpan balik yang positif terhadap murid.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengoptimalkan kekuatan imaji dalam mengelola organisasi kita? Bagaimana kita memainkan interaksi dan komunikasi dalam menciptakan masa depan organisasi kita?
Pada dua titik itulah, SOAR, metode perencanaan strategis berbasis appresitive inquiry menjadi sebuah tawaran menarik yang berbeda dengan pendekatan dan metode yang telah ada. Stavros, Cooperrider dan Kelly, penggagas SOAR, berupaya mengoptimalkan kekuatan imaji untuk menggerakkan seluruh sumber daya perusahaan untuk mewujudkan masa depan yang diidamkan. Metode SOAR merupakan langkah penciptaan imaji organisasi yang positif dalam perencanaan strategis. Imaji ini dibentuk melalui imajinasi terpandu dengan menggunakan kekuatan otak kanan. Lahirlah, imaji yang dashyat, imaji yang menggetarkan hati seluruh orang. Imaji yang melahirkan tindakan-tindakan terbaik. Imaji yang mewujudkan organisasi idaman kita.
Dalam keseharian organisasi kita, imaji ini seharusnya terwujud dalam visi organisasi kita. Pertanyaannya, bagaimana imaji organisasi kita dimata karyawan, supplier, pelanggan, manajemen, direksi dan bahkan owner sendiri? Kalau imaji itu digambar, maka apa gambar yang digunakan para pihak itu untuk menggambarkan organisasi kita? Seberapa indah gambar tersebut? Seberapa kuat imaji itu mengundang tindakan-tindakan terbaik?
Imaji organisasi terkonstruksi melalui interaksi dan komunikasi diantara para stakeholdernya, dalam cara yang paling sederhana, percakapan. Dalam percakapan keseharian, orang saling bertukar kisah satu sama lain. Apa kekuatan sebuah kisah? Kisah menyimpan jutaan makna sehingga manusia dapat mewariskan tradisi dari generasi ke generasi, dan mempersatukan orang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam kisah, tersimpan akan ingatan sejarah yang memungkinkan orang merefleksikan perjalanan sebuah organisasi. Kisah pula yang memicu semangat orang, membangkitkan orang untuk memberikan atau tidak memberikan konstribusi terhadap suatu urusan.
Ingat heboh kisah Chicken Soup? Kisah orang-orang biasa yang menularkan emosi kepada para pembacanya. Apa yang kita ingat tentang sekolah kita dulu? Sekumpulan kisah yang ketika diceritakan kembali menghangatkan suasana perjumpaan dengan sesama alumni. Bahkan, kekuatan kisah begitu berpengaruh sehingga kisah yang beredar pada pertemuan informal seringkali merupakan pertanda keputusan yang akan diambil dalam sebuat rapat formal. Mengingat kisah sedih membawa kita pada suasana yang muram. Mengenang kisah ceria menerbangkan kita pada puncak-puncak keceriaan. Karena itulah, pembentukan imaji organisasi berlangsung sepanjang waktu oleh semua orang yang terlibat. Tidak hanya pada saat rapat. Tidak pula oleh sebagian orang. Lalu, bagaimana kisah-kisah yang ada dalam percakapan organisasi kita?
Kisah lahir dari sesuatu yang menjadi fokus kita. Ketika anggota organisasi menganggap ketidakdisplinan sebagai sesuatu yang berharga, maka akan lahirlah berbagai kisah seputar ketidakdisplinan. Entah kisah tentang kekonyolan upaya seseorang untuk menghindari suatu aturan. Entah kisah tentang manajer yang galak dan tidak punya hati terhadap bawahannya yang tidak disiplin. Kisah selalu terpusat pada sebuah fokus yang terpicu dari pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
Pertanyaan yang kita ajukan menentukan kisah yang akan lahir. Kisah yang dipertukarkan menentukan imaji organisasi kita. Imaji organisasi kita menentukan tindakan seluruh pihak yang terlibat. So simpelnya, pertanyaan positif, kisah positif, imaji positif, tindakan positif, kinerja positif, masa depan positif. Begitulah SOAR adanya.

Sumber : https://pakyadimbs.wordpress.com/2013/10/10/gagal-jadi-pemimpin-cobalah-ubah-pendekatan-swot-dengan-soar/

Selasa, 22 Mei 2018

Menambahkan Multiple Primary Key dari tabel yang pernah di bua

Berikut source codenya :
ALTER TABLE `namaTabel` DROP PRIMARY KEY, ADD PRIMARY KEY(`kolom1`,`kolom2`,`kolom3`)

sedangkan jika ingin menambahkan kolom yang terletak di bagian depan sekaligus memberikan primary key, maka :

ALTER TABLE `namaTabel` DROP PRIMARY KEY, ADD `id` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT FIRST, ADD PRIMARY KEY (`kolom1`,`kolom2`,`kolom3`)

Jumat, 18 Mei 2018

Logic in media query css

#If

That's what media queries are: logical if statements. "If" these things are true about the browser, use the CSS inside.

#And

The keyword and.
@media (min-width: 600px) and (max-width: 800px) {
  html { background: red; }
}

#Or

Comma separate.
@media (max-width: 600px), (min-width: 800px) {
  html { background: red; }
}
Technically these are treated like two separate media queries, but that is effectively or.

#Not

Reverse the logic with the keyword not.
@media not all and (max-width: 600px) {
  html { background: red; }
}
Just doing not (max-width: 600px) doesn't seem to work for me, hence the slightly funky syntax above. Perhaps someone can explain that to me. Note that not only works for the current media query, so if you comma separate, it only affects the media query it is within. Also note that not reverses the logic for the entire media query as a whole, not individual parts of it. not x and y = not (x and y) ≠ (not x) and y

#Exclusive

To ensure that only one media query is in effect at time, make the numbers (or whatever) such that that is possible. It may be easier to mentally manage them this way.
@media (max-width: 400px) {
  html { background: red; }
}
@media (min-width: 401px) and (max-width: 800px) {
  html { background: green; }
}
@media (min-width: 801px) {
  html { background: blue; }
}
Logically this is a bit like a switch statement, only without a simple way to do "if none of these match do this" like default.

#Overriding

There is nothing preventing more than one media query from being true at the same time. It may be more efficient to use this in some cases rather than making them all exclusive.
@media (min-width: 400px) {
  html { background: red; }
}
@media (min-width: 600px) {
  html { background: green; }
}
@media (min-width: 800px) {
  html { background: blue; }
}
Media queries add no specificity to the selectors they contain, but source order still matters. The above will work because they are ordered correctly. Swap that order and at browser window widths above 800px the background would be red, perhaps unintuitively.

#Mobile First

Your small screen styles are in your regular screen CSS and then as the screen gets larger you override what you need to. So, min-width media queries in general.
html { background: red; }

@media (min-width: 600px) {
  html { background: green; }
}

#Desktop First

Your large screen styles are in your regular screen CSS and then as the screen gets smaller you override what you need to. So, max-width media queries in general.
html { background: red; }

@media (max-width: 600px) {
  html { background: green; }
}

#Gettin Wacky

You can be as complex as you want with this.
@media 
  only screen and (min-width: 100px),
  not all and (min-width: 100px),
  not print and (min-height: 100px),
  (color),
  (min-height: 100px) and (max-height: 1000px),
  handheld and (orientation: landscape)
{
  html { background: red; }
}
Note the only keyword was intended to prevent non-media-query supporting browsers to not load the stylesheet or use the styles. Not sure how useful that ever was / still is.
Sumber : https://css-tricks.com/logic-in-media-queries/